Curhatan emak galau dimulai!
Hari ini cuaca sudah mulai-mulai enakan dan bikin Bunda jadi rada-rada mellow dan mulai menulis lagi. Yaelaaa… Ada ya, ternyata hubungannya antara cuaca dan menulis. Ada! Banget!
Baiklah. Juli yang gersang dan kemarau telah berlalu. Banyak yang ingin Bunda tuliskan di bulan-bukan lalu tapi tidak sempat terangkum. Beberapa yang teringat saja ya, seperti RESUME KELAS MENULIS BARSELA DENGAN PAK YARMEN DINAMIKA, tugas tantangan 10 hari tentang KEMANDIRIAN DI KULIAH INSTITUTE IBU profesional, dan yang terakhir RESUME SEMINAR ASWoLD dengan Dokter Munadia, Dokter Kristianti Dewi, dan Dokter Purboyo Solek.
Hari-hari istimewa Para Dahaga Ilmu, dimana hari itu Bunda tekun sekali menyimak dan berantai-rantai diksi terulang di kepala bertekad akan menyelesaikannya dalam satu rangkuman dalam tulisan. Tapi apa mau dikata, kata ‘tapi’ bertengger di sana. Belum lagi beberapa event yang berentetan di hari-hari berikutnya, seperti pembekalan Daiyah, Ceramah Kebangsaan dan Keummatan dengan Ayahanda Prof M. Amien Rais. Menyimak TOT Muballighat di acara Ibunda Aisyiyah bersama Prof. Alyasa Abubakar. Sebab itulah Bunda nggak bisa duduk sejenak untuk mengeksekusi segala ide dan rencana. Halaaah alasan! Ahahaha.
Jangan bayangkan Bunda yang sibuk ke sana kemari dengan tentengan tas kerja dan modul-modul hebat kemudian cekrak cekrek sama Para Idola di atas. Para Expert kesayangan yang Bunda simak kata per katanya bahkan Bunda tak sempat berfoto-ria bersama mereka, karena Bunda sibuk mengondisikan keadaan agar anak-anak tidak rusuh dan tetap menjadi Bunda beradab dan beretika saat membawa anak di majelis ilmu. Mungkin pembaca sekalian bisa membayangkan kerempongannya tapi tidak semua di atas tadi Bunda bawa lampiran menghadirinya. Ada beberapa saat dimana siayah sangat berperan dan membiarkan Bunda menyesap ilmu dalam-dalam karena sejatinya seluruh ilmu yang Bunda sesap tersebut adalah buat anak-anak kami di rumah. Tabarakallaaah…
Balik lagi ke ngeles ya, kenapa tugas-tugas di IIP tidak diselesaikan. Tantangan 10 hari kemandirian setelah tantangan 10 hari komunikasi produktif berhasil Bunda setor. Ini nyetornya ya, hehe. Terus terang dalam aplikasinya masih terseok-seok. Oh, Tuhaaaan! Tapi bagi Bunda sudah mencoba konsisten selama 10 hari terus-terusan dalam rangka berkomunikasi yang produktif dengan Kak Biyya dan Faza adalah KEBAHAGIAAN!
Adapun tantangan kemandirian kali ini juga Bunda kerjakan. Ingat Bang Akib yang disleksik sangat membutuhkan latihan ini. Bagaimana fungsi-fungsi eksekutif Bang Akib tidak sebaik anak-anak lainnya yang bisa secara otomatis menyala. Ada catatan bold dan italic untuk anak yang memiliki keistimewaan seperti Bang Akib. Benar adanya dalam beberapa bulan belakangan dengan bantuan dokter dan terapis yang tidak bosan terus bersinergi bersama Bunda untuk meningkatkan kemandirian Bang Akib sesuai level usianya.
Mungkin akan ada yang tertinggal, tapi alhamdulillaah jauh sekali dari dugaan kami sekeluarga kalau ini akan menjadi lama sekali. Ternyata Bang Akib mulai bisa selesai dengan dirinya sendiri dan bahkan sudah bisa membantu memandikan adik, mencuci, dan menjemur bajunya sendiri. Tinggal konsistensi kami agar inisiatifnya kerap terbangun dan tidak runtuh lagi.
Semoga senantiasa diberi kekuatan dan dibimbing oleh-Nya membersamai anak-anak tercinta.