Hari kesembilan, dengan legawa dan bersyukur, kupandangi pohon literasi yang masih belum rimbun. Tapi aku yakin setelah nanti ada buku-buku baru, animo membaca Akib dan Biyya kembali stabil dan cenderung meningkat.
Kecepatan membacaku juga melambat. Tapi Biyya yang melihat tak pernah salah meniru. Hampir setiap hari ia membaca dua atau tiga lembar di sela kesibukan proyeknya dengan teman-teman. Tak ingin kehilangan satu jam pun bermain. Jadi, kapan ia membaca? Setiap kali akan tidur ia mengambil bukunya dan membaca.
Beginilah wujud pohon literasi kami di hari kesembilan. Hanya Faza yang kian merimbum dan penuh semangat hingga hari ini. 💝🌷🌷💗
