Sebagai mahasiswi remedial di Kelas Bunsay, aku merasa sudah siap siaga buat game selanjutnya di perkuliahan IIP. Kelas lalu saya-sekeluarga merancang proyek Mading Keluarga dan sudah di-approve oleh seluruh family member namun gagal dikarenakan kami harus pindahan.
Ketika kelas Bunsay di batch#3 dimulai dan aku ingin mengulang proyek tersebut mulai dari planning till execution tapi aku rasa bukan itu lagi yang kami perlukan saat ini. Kami butuh yang lebih spesifik terutama berkaitan dengan pengelolaan emosi Sang Imajinator Adiluhung, Akib, sulung kami.
Tanggal 4 januari game Melatih Kecerdasan dimulai. Fokus kami melatih Kecerdasan Emosi Akib.
Tema yang akan kami angkat dalam proyek kali ini ” Menata Emosi Menggapai Ridha Ilahi”
Landasan
Hadits Rasulullaah
1.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri
Sumber: https://almanhaj.or.id/3518-jangan-marah-kamu-akan-masuk-surga.html
2. «لَا تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ»
“Jangan marah, maka bagimu syurga” (HR.Thabrani)
Untuk awal, yang aku butuhkan adalah memaparkan game ini di forum kelurga, kemudian meminta dukungan seluruh pihak, termasuk Faza yang masih berusia 3 tahun. Walau ia kurang mengerti, tapi tetap akan kami sampaikan. Menjadi tugas Akib pula agar Ia mampu mengelola emosi dan memberikan contoh baik kepada Faza, mampu pula menenangkan Faza ketika ia mulai bersuara tinggi, berteriak ketika menginginkan sesuatu.
Hari pertama, ayah anak-anak membelikan DVD Coco dan kami menontonnya selepas isya bersama-sama.
Film tersebut kurasa sangat baik dan sesuai dengan Akib, karena memaparkan bagaimana pentingnya keluarga. Emosi positif terhadap keluarga seperti rasa rindu, cinta, dan ingin bersama harus dikelola dengan benar. Keluarga adalah yang utama dari hal apapun di dunia ini. Kami selesai menonton film tersebut, namun targetku untuk membahasnya di hari pertama game level 3, tidak kesampaian. Akhirnya aku menunda hingga esok hari.
Sebenarnya agak dilema saat memilih partner game ini adalah Akib. Pertama, Ia sudah baligh dan biasanya untuk publikasi atas cerita ataupun peristiwa bahkan foto dan video, aku harus meminta ijinnya untuk diunggah. Apakah Ia rela dipublikasikan. Biasanya aku jelaskan bahwa bundanya ini hanya akan berbagi kepada ibu lain atau hanya sekedar membuat catatan perkembangan, Akib setuju dengan SK berlaku. Harga dirinya amatlah penting untuk usia saat ini.
Kami menghargaimu, Nak. Sebagai pribadi jelang dewasa. Semoga ketika Akib ikut membaca ini, Ia bisa lebih mengelola emosi dan tidak protes berlebihan karena dijadikan partner lagi di game level 3.
Akib yang sebenarnya masih sangat suka bermain bersama Bunda walau permainan sesepele apapun. Akib yang belum sepenuhnya bisa mengekspresikan bahasa sosialnya kepada Bunda. Semoga setelah game ini, seterusnya hubungan Bunda dan Akib semakin indah.