my world,  Self reminder

Ketika Aku Berada di Atas Angin

Ketika aku berada di atas angin

Ketika aku berada di atas angin
Adakah satu dua orang yang berucap ingatkan aku untuk kembali menepaki tanah

Ketika aku berada di atas angin
Adakah sepasang tangan yang rela merangkulku dengan setulus hati lalu menuntunku untuk kembali ke bawah

Ketika aku berada di atas angin
Adakah benang merah tetap mengait mesra pada kucuran nadiku dengan penuh cinta atau mereka jengah karenaku kerap tengadah

Ketika aku berada di atas angin
Melampaui batas diriku
Dari atas tampak oleh pandanganku betapa semua mengecil

Adakah lambaian tangan yang sayup memanggilku pulang
Atau sepasang tangan penuh cinta lembut melambai menggumamkan “Nak…”

Atau sepasang tangan yang dimiliki jiwa lapang tersebut hanya tersenyum dari bawah

Mengernyit melihat silaunya apa yang kudapatkan
Walau hati tak pernah ragu mereka turut bahagia
Saat aku berada di atas angin
Sepasang binar cinta memandangiku bangga tapi lambaian tangannya tak menyuruhku turun

Ketika aku berada di atas angin
Dielukan dipuji-pujikan
Dipenuhi kenangan sebuah perjuangan tentang betapa sulitnya terbang
Mozaik-mozaik perjuangan dengan lembaran-lembaran tangan dan wajah
Sebagian wajah memudar hilang
Sebagian lagi tampak terang

Ketika aku berada di atas angin
Mengoyak batas angan
Menyemburat euforia
Melupakan siapa sebab kuhadir ke dunia
Cukup tahu saja untuk siapa aku ada

Ketika saat itu…
Kukerat kata agar tak lupa

Seorang ibu disleksik yang senang membacakan buku untuk anak-anaknya: Akib, Biyya, Faza, dan Kareem. Pencinta bahasa Indonesia. Bisa dihubungi melalui surel medicus_84@yahoo.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *