cerita ceriti,  my little angels,  my world

Menyapih (Faza) Dengan Cinta -WWL versi Bunda dan Faza-

15 november lalu, Faza genap berusia 2 tahun. Sudah sekitar 4 bulan sebelumnya kami sounding tentang sapih. Awalnya reaksi Faza lucu sekali, tapi apapun itu memang namanya baby kerap menggemaskan.

“Faza, sebentar lagi disapih ya…” kata si ayah mengingatkan. Terburu-buru ia menuju kotak mainan dan mengambil mainan sapinya. Menunjukkan ke si ayah sambil bergumam “mooooo! Sapi, sapi!” Meledak tawa kami seluruhnya. Kak Biyya dengan lengkingan khas dan memamerkan gusi depannya yang masih ompong.

Menjelang setengah bulan akan disapih sungguhan, aku pergi menghadiri Musda NA di Nagan, Aceh Jaya. Malam itulah pertama sekali Faza tidak disusukan menjelang tidurnya. Kalau tidur siang memang sudah pernah beberapa kali dinina bobokan Uncu. Hanya berbekal elusan di punggung, air putih, susu formula, teh, buku-buku, mainan atau malah video.

Aktivitas favorit. Pelototin gambar di buku.
Aktivitas favorit., pelototin gambar di buku.

Malam kedua aku sudah sampai ke rumah, Faza memang sudah tidur. Aku menghampiri dan memindahkannya ke kamar kami. Agaknya ia sadar Bundanya sudah pulang dan bergumam “blah… blah” selain kata nenen, blah itu maksudnya sebelah lagi, ya. Hahaha… maafkanlah spontanitas yang kemudian menjadi habit itu. Akhirnya karena rindu iya, mammae juga sudah penuh karena nyaris dua hari tidak menyusukan Faza, aku berikan lagi ASI. Toh belum genap dua tahun pun, pikirku.

Nah, itu proses weaning yang awal. Berikutnya siang aku coba tidak memberikan ASI lagi, jadi hanya menjelang tidur malam. Cuaca november tidak begitu bagus, pancaroba. Faza demam dan rewel, ia kerap minta disusui. Aku kembali ke frekuensi biasa dengan durasi menyusui yang cukup pendek. Tapi ya, kapan dia minta harus dikasih lagi. Begitu sudah ada tanda-tanda selera makan kembali membaik, aku menguragi pemberian ASI dengan lebih kentara. Malah malam kalau cukup dengan dibacakan buku dan dielus punggungnya, aku tidak lagi memberi ASI. Eh, tapi ia baru saja sembuh. Rewel dan manjanya masih terbawa pasca demam. Jadilah Uncu bilang, “kasih aja dulu, napa? Kan belum pun dua tahun penuh” demi mendengar Faza menangis tengah malam.

Tahap kedua masih belum sukses, malah Faza semakin lengket dengan ASI. Sebelum kelewatan, aku mulai mengelurkan beberapa amunisi ala-ala si ayah. Kalau ingat nen, aku perlihatkan video di tablet. Bisa dibilang saat proses penyapihan Faza mulai-mulai terpapar gawai lebih sering dari biasanya. Tapi jangan keterusan, dong. Bahaya!

Buku-buku masih terus menarik minatnya dalam proses ini. Hingga akhirnya tanggal 15 tertera di kalender rumah kami. Yup, Faza is 2 years old. Alhamdulillaah.

 

img20161119190309
buku-buku yang siap sedia menemani Faza menjelang tidur. His fave!

Besoknya walau sapih tetap disampaikan, aku masih menyusui menjelang tidurnya. Tapi Faza sudah tahu kalau susu dari dot lebih kencang dan banyak. Terkadang ia lelah tapi tidak puas dan akhirnya menyerah minta susu. Sufor juga tidak menjadi sesuatu yang wajib untuk bayi yang disapih, ditambah Faza agak ribet memilihkan susunya. Ia alergian. Hanya satu hari satu malam aku hentikan memberi ASI dengan total. Alhamdulillaah tidak ada drama dan histeria di hari keduanya. Ini sudah seminggu tidak menyusu sama sekali, begitu Faza ngantuk dan meminta ASI, aku hanya tinggal bilang Faza sudah disapih. Lalu Faza akan memilih opsi lain, susu atau teh. Sekedar baca buku pun boleh. Juga tidak ada bunda yang demam karena payudara yang bengkak kepenuhan ASI.

Oh iya, Faza suka sekali susu kambing organik. Dia bisa menghabiskan 150 ml dalam beberapa menit. Karena ada riwayat alergi susu sapi dulu ketika masih ASI ekslusif, saat aku sok rajin minum susu ibu menyusui. Hehe… akhirnya aku tidak berani mencoba memberi susu sapi organik. Sedangkan susu formula itu bisa membuatnya mulas, konon lagi susu segar, pikirku.

Dulu sepertinya menyapih tanpa digantikan susu formula serasa menjadi momok tersendiri. Apalagi banyak suara-suara, eh nanti digantikan pakai apa ASI-nya. Ya, makanan sehari-hari dan buah itu jauh lebih menggantikan ketimbang susu formula ternyata. Apalagi jargon empat sehat lima sempurna tidak ada lagi, digantikan dengan makanan gizi seimbang.

Yah akhirnya … barakallaah, Faza sayang. Happy graduation! Sudah lulus ASI 2 tahun dengan ending WWL. Semoga menjadi anak yang salih. Aamiin.

Seorang ibu disleksik yang senang membacakan buku untuk anak-anaknya: Akib, Biyya, Faza, dan Kareem. Pencinta bahasa Indonesia. Bisa dihubungi melalui surel medicus_84@yahoo.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *