my world

Tantangan Hari#4

Tantangan Hari#4

Alhamdulillah sudah memasuki hari keempat dan semakin sering kehilangan ide dalam meladeni dan memilih kalimat efektif berdialog dengan Biyya dan Faza. Harusnya kan, Bunda semakin piawai meramu diksi untuk komunikasi produktif, tapi karena kelelahan di aktivitas luar rumah selama Ramadan membuat diri ini kekurangan atensi dalam hal improvivasi.

Mesti diingat lagi tekad di dalam diri, sebelum di dalam rumah selesai, tak akan bisa berkontribusi dengan baik di ranah publik. Tekad itu manjur sebagai pengingat Bunda beberapa hari ini di kelas Bunda Sayang.

Kemarin tiba-tiba diberikan tanggung jawab menghelat acara untuk minggu depan. Sedikit panic terpaksa berkoordinasi melalui obrolan Whatssapp dengan pihak terkait. Minta tolong dan pembagian job description langsung di sana. Faza Bunda bukakan peti harta karun. Sekotak mainan sudah sortir beberapa bulan lalu, di sanalah ia bermain dengan tenang. Sarapan pagi sudah, mandi sudah. Menjelang siang sekitar pukul 11.30 Bunda belum juga selesai dengan gawai. Akhirnya Bunda dekati Faza yang tidak rewel itu sambal berujar “Maaf ya, sayang. Bunda sedang ada urusan sedikit. Jadi belum bisa menemani Faza main.” Bunda ucapkan maaf berkali-kali sambal memeluk dan mencium Faza. Tiba-tiba Faza menadahkan tangannya dan melihat ke atas sambal berujar “Ya Allaaaah… maaf ya Allaah… maaf… maah.” Bunda hanya bisa tertawa lepas melihat tingkahnya yang lucu itu. Barangkali ia memang belum terlalu paham apa yang Bunda maksudkan, tapi yang terpenting pesannya sampai bahwa Bunda merasa bersalah sibuk sedniri dan tidak bermain membersamai Faza. Sayang Bunda tidak sempat memotretnya apalagi membuat videonya yang sedang berdoa dan lengkap beserta permintaan maaf kepada Allah.

Seorang ibu disleksik yang senang membacakan buku untuk anak-anaknya: Akib, Biyya, Faza, dan Kareem. Pencinta bahasa Indonesia. Bisa dihubungi melalui surel medicus_84@yahoo.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *